Selasa, 06 Mei 2014

CERPEN - Tidak Apa-Apa tapi Saya (tidak) Baik-Baik Saja

“Ta, Ta! Ita , bangun!”
 “Hmm?” Ita menggeliat, lalu tidur lagi.
 “Ita! Bangun, ih!” Yola terus menggoyang-goyangkan badan Ita, menepuk-nepuk pipinya, lalu menggelitiki pinggangnya. “Ita, di luar hujan loh. Itaaaa….!”
 Tau bahwa kak Yola tak akan berhenti mengganggu tidurnya, Ita akhirnya bangun. Matanya sempat melirik ke arah jam beker di samping tempat tidurnya. Ita menggerutu. Ini masih jam 1 pagi kak!
Yola memandang Ita yang sedang duduk dengan mata setengah terpejam. Kalau bukan gara-gara Yola ingat Ita menyukai hujan, Yola juga tak akan tega membangunkan Ita.
“Ada apa sih, kak Yola?” Tanya Ita dengan suara serak.
 “Di luar hujan, Ta! Ayo pakai sweatermu! Kita akan melihat hujan dari taman belakang. Pasti indah!” Yola yang sudah memakai sweater dan sandal kepala mickey mousenyasegera menarik tangan Ita. Meski malas-malasan, tapi Ita bangkit juga.
Yola memulai percakapanya “hmm, entah mengapa pagi ini hujan menjadi punya makna,Hujan ternyata bukan untuk selamanya, Terkadang sebentar, panjang, kadang juga teramat panjang. Tapi semua itu pasti akan kembali normal, Begitu juga dengan masalah yang ada dihidup kita. Masalah itu ibarat hujan, Walau pun berat, Walau pun sakit, Walau pun menyesakan, Tapi suatu hari pasti akan berakhir. Tapiii… ”.
Ita melihat kakaknya yang mulai meneteskan air mata, iya langsung memeluknya dan berkata “iya kak benar, sabar ya kak, cepat atau lambat semuanya akan kembali seperti semua, kaya hujan ini kak : ) kakak jangan nangis”
Hanya suara tangisan yang terdengar  oleh ita .. Mereka melanjutkan menikmati hujan. Ita mulai berkata . “Kakak ku ini seorang perempuan yang sangat periang, senyum manis nya tak pernah hilang dari wajahnya, ini lah yang membuat semakin menarik. Ya dia adalah kakak, ka Viola Syafira. Tapi hari ini kakak menangis sampai seperti ini, sungguh aku ngga tega melihat kakak menangis seperti ini, aku sangat menyayangi kakak yang sangat menyayangiku juga”.
Semakin erat Yola memeluk Ita dan semakin meraung menangis. Hujan berhenti dan waktu menunjukkan pukul 3 pagi. Ita mengajak kakaknya untuk kembali tidur.
***
Mentari kembali menyapa dengan senyuman indahnya. Seperti biasa kakak dan adik ini selalu berangkat sekolah bersama, jarak smp ita dari sekolah Yola tidak terlalu jauh. Di persimpangan jalan itu sekolah Ita, sekolah yang sangat hijau. Tidak berbeda jauh dengan sekolah Yola.
Kriinggg… kringg… kriingg… tanda pembelajaran di sekolah akan di mulai
“Yola badan mu hari ini terlihat lemas dan mukamu pucat sekali.. kamu sakit yah..? Kamu ku antarin pulang yah.. aku tak mau kau jatuh pingsan di sini… Kan badanmu itu berat sekali.. lama-lama bukan kamu yang jatuh pingsan malah aku yang jatuh pingsang karena mengendongmu.. hehehe ^_^ ” Rivan tertawa geli ..
Yah memang di saat Yola susah pun rivan selalu membuat nya tersenyum, Rivan itu sahabat baik Yola
“Yeee.. mana mungkin kamu pingsan, kamu kira badanku gentong apa?” jawab yola
Jam pelajaran selesai, Yola melirik ke depan kelas dan melihat Rara bersama aldhi 'ex' kekasihnya .
 “ahh sakittt !” gumannya dalam hati
 “iihh kenapa saya mesti melihat ke depan saya ?? uuhh menyebalkan !” masih di dalam hati.
Tapi Yola enggan untuk tidak memperhatikan mereka. Ya mungkin karena Yola enggak menyangka kalau Rara tega menyakiti dirinya. Padahal Rara mengetahui kalo yola kekasihnya Aldhi.  Waktu itu Rara membaca buku diary Yola. Disitu tertulis curhatan tentang perasaannya kepada aldhi. Dan Rara juga mengatakan bahwa ia akan membantu menjaga hubungannya dengan Aldhi karena hubungan yola dan Aldhi sembunyi sembunyi dari orang tua yola. Yola mempercayai Rara tapi kenyataanya berbanding terbalik.
“Yolaa…”Rivan mengagetkannya
“uuhh kamu Van, ganggu orang aja!” jawab yola dengan muka asamnya.
“iihh,, jangan cemberut, eh tapi gapapa deh makin cantik kalau cemberut. hehehe” ejek Rivan sambil tersemyum geli.
“nyeblin, kamu tuh orang yang super duper nyeblin” timpal yola
“nyeblin, tapi ngangeninkan ? hehe,, yuk ke kantin ngapain ngelamun di kelas” kata Rivan.
“enggak ah, lagi bad mood” timpal Yola
Tanpa pikir panjang Rivan menarik pergelangan tangan Yola dan membawanya ke kantin, karena Rivan tau kalau sahabatnya itu sangat cemburu melihat Rara dan Aldhi yang sedang bersama.
***

Sesampainya di rumah, Yola meluapkan semuanya dalam tangisan dan buku diary nya.



Untuk mu yang pernah memiliki hatiku dan sampai sekarang hati ku masih tertinggal di kamu  aldhi … Dan untuk mu sahabatku yang sangat baik sampai-sampai tega nusukku dari belakang (Rara) :’)
AKU (tidak) BAIK-BAIK SAJA
Hey Aldhi.. Bukankah banyak orang bilang ‘jangan menilai buku dari sampulnya’?
Bukankah harusnya orang jangan menilai dari fisiknya saja, tapi harus dari hatinya juga?
Bukankah harusnya kamu memilih aku yang punya hati baik, daripada dia yang punya fisik bagus?
Tapi kenapa sekarang kamu begini?
Aku memang nggak ada apa-apanya dibanding Rara. Nggak ada apa-apanya banget.
Aku memang bukan seperti sahabatku yang punya wajah cantik dan badan seksi.
Sekarang kamu menjadi kekasih sahabatku sendiri ?
Aku tak mengerti kenapa kalian melakukan ini padaku?
Dan sahabatku..
Kamu sahabatku, dan kamu malah mengincar pacar ku?
Sebenarnya aku ini kamu anggap apa?
 Memangnya kamu tak memikirkan perasaanku?
Kamu ini..kamu ini bagaimana sih?
Janjinya sahabat tapi..  ahhh semuanya sudah terjadi tapi tenang saya baik baik aja ko : ) saya disini baik baik saja. Ya saya disini sangat baik baik saja : )
Saya baik-baik saja setelah kita putus(pacar & sahabat)
Sekarang, saya baik-baik saja saat melihat kalian bersama.
Rara juga boleh mendapatkan lelaki mana saja yang Ara mau : ) Yang bisa membuatmu merasa spesial. Ya termasuk pacarku sendiri :’)
Aldhi, Saya baik-baik saja. Kamu boleh mendapatkan gadis mana saja yang kamu mau. Yang bisa membuatmu merasa spesial, dan tak akan membuatmu bosan. Ya termasuk sahabatku sendiri :’)
Langgenglah dengannya. Jangan sakiti ‘ex’ sahabat saya. Sungguh. Saya baik-baik saja.
Saya baik-baik saja. Kalian sudah menepati janji kalian dengan sangat baik. Sudah mencintai, dan menjaga saya dengan cara yang luar biasa manis yang tak mungkin saya lupakan.
Hingga kini saya masih menganggap kamu sebagai sahabat, ya walaupun kamu menggap saya adalah ‘ex’ sahabat mu.
Saya baik-baik saja walaupun kalian mungkin membenci saya.
Saya baik-baik saja tinggal bersama kenangan. Saya baik-baik saja :’)
Saya baik-baik saja walaupun saya ingin menangis, meraung, dan segalanya.
Saya baik-baik saja meski sangat sakit kehilangan dua orang yang sangat berarti.
Saya baik-baik saja walau saya akan merasa sendirian lagi.
Saya baik-baik saja. Sebagaimanapun merontanya hati ini, saya baik-baik saja.
Walaupun menyakitkan, saya baik-baik saja.
Bacalah ini dengan nada yang berbeda, karena saya tidak sekuat yang kalian pikirkan.
Salam termanis untuk kalian : )berbahagialah bersama


***
Kini Yola memutuskan untuk tinggal bersama tantenya di Malang dan meningalkan kota yang mengisahkan kesedihan hidupnya. “Selamat tinggal Rivan : ) tetaplah menjadi sahabat terbaik ku : )” pesan singkat yang Yola kirimkan kepada Rivan.
Selesai


3 komentar:

Untuk Sebuah nama yang tak sempat bersama

Aku mencintaimu dan kaupun begitu  tak peduli sekuat apa kita ingin menyatu, kita tetap aku dan kamu untuk semua angan yang kemar...